Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa Pada Cabai Rawit – Cabai sering kali digunakan sebagai bahan dasar sambal. Cita rasa pedas pada cabai rupanya bisa menambah selera makan. Selain itu kandungan vita C pada cabai jauh lebih tinggi ketimbang jeruk. Hampir setiap musimnya harga cabai selalu mengalami perubahan kadang anjlok dan kadang sangat mahal.
Anjloknya harga jula cabai biasanya disebabkan oleh kualitas cabai yang buruk. Buruknya kualitas cabai biasanya dipengaruhi oleh cara perawatan yang kurang baik dan bisa juga karena diserang penyakit seperti penyakit Antraknosa.
Pengertian Antraknosa
Apa itu penyakit Antraknosa? Penyakit Antraknosa adalah penyakit cacar buah. Penyakit ini disebabkan oleh jamus Colletotricum capsici dan Gleosporium sp. Penyebaran penyakit ini dilakukan oleh dua jamurtadi melalui dalam tanah.
Tidak hanya itu rupanya penularan penyakit ini juga disebabkan oleh hembusan angin, percikan air hujan dan penyemprotan pestisida. Kedua jamur potagen tersebut bisa menginfeksi benih, bibit dan bahkan buah cabai yang sudah siap panen.
- Cek : Kumpulan laman yang membahas pupuk dan pestisida terlengkap
Munculnya penyakit tersebut ditandai dengan rontoknya buah cabai yang sudah matang dan banyak juga cabai yang busuk. Jika sudah melihat tanda-tanda seperti itu segera lakukan penanganan. Namun sebelum membahas tentang cara pengendalian ada baiknya jika kamu mengetahui penyebab munculnya penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit/keriting dibawah ini :
- Pemilihan benih yang kurang bagus
- Keadaan lingkungan yang terlalu lembab
- Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan
- Tanah kekurangan kalsium
Itu tadi penyebab munculnya penyakit Antraknosa pada tanaman cabai rawit/keriting.
Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa Pada Cabai Rawit
- Menggunakan pupuk kandang yang sudah kering atau yang sudah difermentasi
- Menggunakan mulsa plastik saat musim hujan.Hal ini bertujuan agar saat musim hujan kondisi tanah tidak terlalu lembab.
- Sebaiknya pilih tanah yang bukan bekas tanaman inang (tomat,terong dsb)
- Setelah tanaman berusia 1 minggu jangan lupa untuk menyemprot menggunakan fungisida.
- Untuk penggunaan fungisida sebaiknya gunakan fungisida yang berbahan aktif mankozeb dan propineb. Sebaiknya penyemprotan ini dilakukan sekali dalam seminggu.
Untuk tanaman cabai yang masih sehat tidak ada salahnya jika melakukan pencegahan seperti kata pepatah lama ‘Sedia payung sebelum hujan’.
- Simak : 8 Manfaat Pupuk KCL untuk Padi dan Cara Menerapkannya
Pencegahan ini sebaiknya dilakukan sejak pemilihan benih, sebab pemilihan benih dengan kualitas unggul sangat mempengaruhi hasil panen nantinya. Jika tidak teliti dalam pemilihan benih maka jamur Gleosporium sp. dan C. Capsici bisa terbawa dan berada sangat lama di dalam biji.
- Pastikan benih yang akan digunakan tadi benar-benar sehat.
- Jika ragu membeli benih di luar kamu bisa membuat benih sendiri.
- Sebelum memasuki proses penyemaian sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida mancozeb selama 2 jam.
- Jangan lupa untuk mengkukus tanah selama setengah jam agar cendawa patogen dalam tanah terbunuh.
- Pastikan juga jika tanah yang digunakan untuk penyemaian memiliki tingkat keasaman 6 – 7%.
- Jika keasaaman(pH) tanah kurang dari 6% taburkan kapur dolomnit ke tanah secukupnya.
- Setelah melakukan proses penyemaian langkah selanjutnya adalah menyemprot benih yang sudah tumbuh dengan fungisida mancozeb secara bergantian dengan fungisida propineb.
Dalam proses penanaman cabai rawit/keriting memang membutuhkan kesabaran dan harus teliti. Demikian informasi mengenai “Cara Pengendalian Penyakit Antraknosa Pada Cabai Rawit/Keriting!” yang bisa BonsaiKita.com bagikan kali ini. Semoga ulasan tadi bermanfaat untuk anda semua dan terima kasih telah berkunjung ke laman kami.