Contoh Pupuk Organik – Penggunaan pupuk dalam bidang pertanian atau perawatan tanaman erat kaitannya dengan penggunaan bahan pemberi nutrisi untuk tumbuhan. Selain memberikan efek lebih unggul dari segi akar, batang, buah, daun dan biji ada beberapa contoh pupuk organik serta anorganik yang dijual di pasaran.
Beberapa Contoh Pupuk Organik yang Umum Digunakan
Pupuk organik terbentuk melalui proses alam dengan melibatkan materi yang berasal di sekitarnya seperti makhluk hidup, sisa-sisa tanaman, hasil pembuangan dari hewan dan sebagainya. Tidak hanya memberi asupan nutrisi bagi tumbuhan, tanah tempat tanaman itu berdiri juga memperoleh manfaatnya.
1. Pupuk Kandang
Salah satu contoh pupuk organik dapat dilihat dari pengolahan kotoran hewan unggas maupun ternak. Sisa makanan dari sapi, ayam, domba, kambing, kuda, kerbau dan lain-lain merupakan bahan yang dibutuhkan untuk pupuk kandang. Jenis pupuk ini mampu menyuburkan tanah serta tanaman.
Kandungan unsur makro seperti nitrogen, fosfor dan kalium, sulfur, kalsium dan magnesium. Komposisi unsur penting tersebut membantu pertumbuhan tanaman lebih baik dan memberikan hasil lebih unggul. Selain itu unsur mikro seperti mangan, zat besi, boron, molibdenum juga terdapat di dalamnya.
2. Pupuk Hijau
Dari namanya, contoh pupuk organik ini erat dengan tanaman hijau. Berbahan dasar tumbuhan hasil panen atau tumbuhan biasa kemudian diolah menjadi pupuk hijau. Manfaat penggunaan pupuk ini memberikan peningkatan unsur hara pada tanah karena umumnya menggandung banyak Nitrogen.
Meskipun hampir semua tanaman dapat dijadikan pupuk hijau, disarankan untuk memilih tanaman kacang-kacangan atau tanaman dengan sistem perakaran dangkal, serabut, batang dan daun tidak terlalu keras. Tujuan mencari karakteristik tanaman seperti itu agar mudah terurai oleh mikroorganisme.
3. Pupuk Kompos
Pupuk kompos dihasilkan melalui pemrosesan sisa organik. Bahan tersebut diperoleh melalui zat sisa hewan, tumbuhan maupun limbah alami setelah melalui pembusukan atau dekomposisi. Mikroorganisme akan menguraikan material tersebut melalui proses biologis misalnya bakteri, jamur dan khamir.
Sedangkan dari sisi penguraian oleh makroorganisme berasal dari cacing tanah. Proses pengomposan juga tidak memakan rentang waktu berbeda-beda ada yang sebentar hingga paling lama. Hal ini perlu dilihat lagi dari sisi ukuran partikel, aerasi, kelembapan, ruang antar partikel, temperatur dan sebagainya.
4. Humus
Humus merupakan salah satu contoh pupuk organik yang terbentuk melalui proses pelapukan batang pohon dan daun. Selain itu merupakan sisa-sisa hewan maupun tumbuhan kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan oleh makhluk hidup di dalam tanah. Maka tidak heran bila tanah humus sangat subur.
Karakteristik yang terlihat dari humus adalah berwarna gelap. Perannya secara berangsur-angsur akan menambah unsur hara seperti kalsium, magnesium dan kalium. Tanah yang memiliki humus pada lapisan atasnya berguna sebagai sumber nutrisi untuk tanaman serta mencegah pengikisan tanah.
5. Pupuk Organik dalam Bentuk Cair
Tidak selalu dalam bentuk padat, contoh pupuk organik dapat dihasilkan dalam bentuk cairan. Pupuk ini menggunakan zat-zat sisa berupa urin hewan ternak maupun hasil pembusukan. Buah-buah yang melalui hasil pembusukan juga dapat diolah menjadi cairan bermanfaat bagi tanaman dan tanah.
Bahan utama pengolahan pupuk organik cair awalnya berbentuk padat, kemudian diberi tambahan air melalui berbagai proses tertentu. Peran mikroorganisme dalam hal ini sangat dibutuhkan karena mampu menguraikan bahan organik, perangsang tumbuh tanaman hingga pengendali hama.
6. Pupuk Guano
Berasal dari kotoran kelelawar, jenis pupuk organik ini memberi manfaat bagi pertumbuhan generative dan vegetatif tanaman. Kandungan paling kaya di dalamnya adalah nitrogen, fosfor dan kalium sebagai unsur makro. Sedangkan untuk unsur mikro meliputi besi, tembaga, boron, mangan, zink dan kobalt.
Pemberian pupuk Guano berdampak pada meningkatnya ukuran dan jumlah daun tanaman. Tanaman hias, sayuran, semak-semak atau pohon menghasilkan buah atau biji dapat memanfaatkan jenis pupuk ini. Tidak hanya berasal dari kotoran kelelawar saja tetapi juga diperoleh dari kotoran burung laut.
7. Pupuk Seresah
Pupuk seresah memiliki senyawa karbon yang berasal dari sampah atau sisa organik berupa onggokan dedaunan, ranting kering dan limbah organik nabati lainnya. Saat pembusukan kemudian beralih menjadi humus dan lama kelamaan menyatu dengan tanah. Maka sering disebut juga pupuk penutup tanah.
- Simak : 5 Manfaat Pupuk Organik ECO Farming yang Berkualitas
Pembusukan tanaman seperti sabut kelapa, rumput, jerami dan semak-semak kering dapat menjadi bahan alami penyubur tanah. Pupuk seresah turut bermanfaat mencegah terjangkitnya tanaman oleh wabah. Kandungan unsur karbon merupakan paling banyak dalam jenis pupuk organik ini.
8. Pupuk Hayati
Contoh pupuk organik berikutnya yang tidak kalah penting dalam menghasilkan tanaman berkualitas adalah pupuk hayati. Proses mengolahnya dengan memisahkan beberapa bakteri tertentu yang mengikat unsur makro seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Nutrisi dihasilkan melalui proses gradual.
Bila ditinjau berdasarkan elemen pembentuknya, pupuk hayati diolah melalui proses rekayasa atau buatan, namun sebagian besar orang menganggap pupuk ini sebagai pupuk organik. Fungsinya menjaga struktur tanah serta memberikan unsur hara bagi tanah dan tanaman.
Kurang lebih beberapa ulasan dari BonsaiKita.com diatas merupakan contoh pupuk organik yang bervariasi bentuk dan karakteristiknya. Selain itu diperoleh manfaatnya bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman lebih unggul dengan hasil buah, biji, batang dan daun.